Main Article Content
Abstract
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesenjangan antara simbol pembangunan negara yang diwujudkan melalui keberadaan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat di Kampung Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Hipotesis yang diangkat adalah bahwa pembangunan PLBN belum sepenuhnya berdampak pada pemberdayaan masyarakat lokal.
Metode Penelitian: Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa survei persepsi masyarakat, wawancara mendalam, dan observasi lapangan. Lokasi penelitian difokuskan pada wilayah sekitar PLBN Skouw, dengan partisipan berasal dari warga Kampung Wutung yang terdampak langsung oleh pembangunan tersebut.
Hasil dan Pembahasan: Temuan menunjukkan bahwa PLBN lebih berfungsi sebagai simbol negara daripada sebagai instrumen pembangunan yang memberdayakan masyarakat lokal. Masyarakat masih mengalami keterbatasan infrastruktur dasar, akses layanan publik yang rendah, dan minimnya keterlibatan dalam aktivitas ekonomi lintas batas. Hal ini mencerminkan adanya ketimpangan antara narasi pembangunan nasional dan kenyataan lokal.
Implikasi: Penelitian merekomendasikan perlunya reformulasi fungsi PLBN menjadi lebih inklusif dan partisipatif, penguatan kapasitas kelembagaan kampung, serta pengembangan model pembangunan berbasis komunitas untuk mewujudkan keadilan spasial di kawasan perbatasan.
Keywords
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.